Category
Pilastro Xpress Sun Plaza, berlokasi di level LG Sun Plaza, deket daerah menuju ATM Center. Menawarkan suasana cafe yang cozy, cocok untuk bersantai bareng kerabat dan keluarga. Menyajikan enu specialty coffee, dessert yang menarik, serta LN2 gelato menjadi andalan disini.
Continue reading
Tanpa mengurangi rasa nikmat terhadap restoran Thai yang lain, setiap kali ngidam ‘tom yum’, yang pertama terlintas di benak adalah restoran Sawasdee. Sudah sejak beberapa tahun lalu restoran Thai ini menjadi favorit makan bareng keluarga dan sampai saat ini citarasa-nya senantiasa konsisten dan belum pernah mengecewakan.
“The Coffeeonomy” merupakan sebuah acara hasil kolaborasi antara ‘tukang’ gelato nitrogen Ron’s Laboratory dengan ahli kopi Tanamera Coffee Jakarta, dimana juga terdapat beberapa kelas yang diajarkan, seperti Molecular Gastronomy Class, Barista Basic Class dan Latte Art Class.
Masuk lagi salah satu brand kuliner Jepang di Medan, Marugame Udon. Telah hadir di Medan sejak Desember 2014, nah kami baru sempat mencicipinya sekarang. Maklum, kalau baru buka tempat makan baru, rame-nya minta ampun. Harus menghadapi antrian panjang, belum lagi banyak menu sold out dan terkadang keterbatasan SDM bisa membuat proses masak serta pelayanan jadi agak gimana gitu. Dan pada akhirnya yang diucapkan orang hanya, ‘maklum, baru buka…’
Jangan salah kaprah, RM. Hockseng ini berbeda dengan Bakmi Hockseng loh. Si pemilik juga sempat sih berencana untuk berjualan sarapan pagi, namun menurut beliau, apa daya SDM tidak mencukupi, jadi saat ini cuman buka untuk makan malam doank.
Pemiliknya lumayan friendly membuat saya tidak segan-segan untuk ber-kongkow, saya pun sedikit bertanya mengenai hubungan dengan salah satu tempat makan panggangan di daerah persimpangan Jl. Sabaruddin dan Jl. Gandhi, yang seingat saya namanya Hock Seng juga, tapi ntah betul nggak namanya soalnya itu saya cicipi saat masih zaman SD dulu. Sekarang sih sudah tutup dan kehilangan jejaknya ntah kemana.
Sudah beberapa kali saya mendengar mengenai es krim gelato yang bisa berasap-asap tokonya, namun jujur saja sampai detik ini masih belum kesampaian untuk mencicipinya, selalu saja ada halangan.
Rencana dari jauh-jauh hari mau mencoba N2 di Sydney atau Melbourne, waktu di Melbourne karena agak jauh tokonya jadi batalin aje, ehh giliran sudah di Sydney malah kelupaan, kemudian saat di Jakarta di Grand Indonesia saya urungkan niat untuk mampir karena lagi flu berat hasil ‘oleh-oleh’ dari abu Bromo.
Ada sedikit cerita beberapa minggu lalu, saya mampir ke Little Melaka, tanpa memperhatikan keadaan sekitar, saya menerobos masuk saja, saya pun disambut oleh pelayannya, tanpa ba-bi-bu saya jawab, “2 orang”, kemudian sedikit mau berjalan masuk lagi, dan saya merasa kok tatapan disekitar terasa aneh, baru saya tersadar dan memperhatikan ucapan pelayan tadi, dengan nada sopan, “Maaf mas, kami belum buka, bla bla bla..”.
Saya pun hanya menahan malu, saya malu, pelayan malu, sama-sama malu. Saya melangkah keluar, menatap tajam mata pelayan tersebut, “I’ll be back!”.
Hujan kurang bersahabat sore ini, jalanan Medan yang sudah tidak terbiasa menyambutnya mengakibatkan banjir dimana-mana, dan pastinya macet dimana-mana. Persimpangan layaknya tali kusut, saling berebut pun terjadi, saya hanya bisa menanti peluit berbunyi untuk membantu mendamaikan suasana.
Pulang kerja perut mulai meminta jatah, Mie Pansit Alai merupakan salah satu tempat mejeng saya. Sederetan Jl. Gandhi ini memang buanyakkk banget yang jualan mie pansit, tapi nggak tau kenapa selalu ‘nyangkut’ disini.
Dulu sih sering juga ngapel ke Mie Pansit Asien yang ada diseberangnya, namun belakangan ini citarasa-nya sudah agak menurun.
